Nuffnang Adds

Radio Islam Nusantara


Saturday, November 27, 2010

Pena Sajak; Lahirnya Sajak Sepi

Tanak Perkuburan Islam Jln Durok Tenom




SEPI
sering ingin bicara
di depan pintu
dalam jaga
juga lena
ia terus bicara
di mana sepi
dan tersisih itu
siaga menanti
janji sebuah kematian
kecil besar
berkuasa
dan apapun yang bernyawa
sepi mengkhabarkan kita
lewat uban di kepala
kudrat yang lelah memacu keinginan
atau tiba-tiba
dan di mana-mana saja
ia menerpa tanpa pesan

Sepi
kita sendiri
mempertanggungjawapkan
kehidupan yang kita telah lalui
                          

Utuh Karya Jaya
26/11/2010

Ketiau,Putatan,Sabah



Seperti biasa selesai asar kita akan berkumpul mendengar tafsir Alquran dan hadis mengenai keutamaan zikir,solah,Al—quran dan kisah para sahabat.Ianya di baca secara bergilir dan tanggungjawap kepada setiap individu tanpa melihat taraf dan tahap pengetahuan.Kami semua maklum dan dapat menafaat dari mendengar keutamaan-keutamaan tersebut yang dipandu oleh tafsir Al-quran dan hadis-hadis shahih.
Sehari sebelum adiladha kami di pendengarkan mengenai azam kubur,membuat kami bertanya pada diri kami apa sebenarnya yang telah kami persediakan menjelang ke alam kubur nanti.Ini sebenarnya persoalan besar yang sekian lama tidak di sedari oleh diri kami sendiri.Kita bangun di pagi hari kita asik berbincang dan bertindak menangani persoalan dunia yang cuma 60 ke 70 tahun.Itupun kalau kita dapat mencapai usia 70 tahun atau lebih.Sedangkan persoalan kubur dan akhirat yang kekal,abadi kita terlepas pandang kerana miskinan iman yang kita ada.Walhal anatara kami ramai yang berpengetahuan agama mahupun dunia yang cukup baik.Tetapi seperti yang selalu kami dengar iman tidak datang dengan pentehauan semata-mata.Tetapi iman harus di usahakan sebagaimana kita menguasahakan dunia kita…
   Disebalik mendengar semua tafsir al-quran dan hadis-hadis shahih itu,sepi menerja dalam kalimah berulang.Di kubur kita akan keseorangan menghadapi ula dari apa yang kita perbuat selama di dunia.Rakan sekampung atau keluarga tidak akan mampu membantu kita.Jauh dari harta benda yang bergunung kalau kita tidak mengunakannya sepertimana sahabat membelanjakannya.Semua amat jelas menjelami mata hati saat itu.
   Aku mengucapkan sepi itu satu persatu menjadi sajak secara sepontan dalam benahku.Seminggu setelah adiladha baru aku tumpahkan kedalam kertas.Di kampung waktu melawat kubur  saya merakamkan panorama yang terbayangkan semasa mengucapkan bait sajak sepi.

     

Sekitar Tanak Perkuburan Islam Jln Durok Tenom





















 




Sekitar Peristiwa Gunung Merapi di Indonesia

    





















Hiasan di tamah Perkuburan


Siap dengan pondok-pondok di atas tanah perkuburan

Malangnya kita masih keliru antara islam dengan budaya dan kepercayaan bila kubur di hias seperti gambar di atas
Kerana masalah komputer peribadi tidak mampu dituntut di kedai,aku menumpukkan sekian konten .Dengan kesempatan yang ada aku cuba juga mengupdate blog di warnet atau cyber café.
 

1 comment:

  1. assalamualaikum..... subhanaallah...

    saya sudah mnjadi follwer kmu tapi nampaknya gambar saya x ada.... apa2pun terima kasih sbb mampir ke blog sya...

    insyaallah saya akan mampir ke blog kmu juga

    salam

    ReplyDelete